Proses Penyamakan Kulit yang Menarik Untuk Diketahui

Proses Penyamakan Kulit yang Menarik Untuk Diketahui

Apakah Anda pernah merasa penasaran, bagaimana proses penyamakan kulit yang merubah kulit sapi atau kambing, supaya sanggup dijadikan bahan pembuatan tas kulit, dompet kulit atau product lainnya? Ataukah Anda mengira tiap-tiap kulit yang didapat sanggup segera dijadikan produk-produk yang ada?

Anda tentu kerap mendengar beragam macam product kulit. Tas kulit, jaket kulit, dompet kulit dan beragam product kulit lainnya. Produk kulit ini mempunyai sejumlah kelebihan tidak benar satunya dari terlihat luarnya yang elegan dan mewah.

Untuk lebih memahami bagaimana proses menjadikan kulit-kulit hewan jadi beragam product yang menarik, tersebut ulasan berkaitan proses membawa dampak kulit hewan jadi bahan baku kulit yang disebut leather.

Daerah penghasil product leather di Indonesia
Indonesia memang negeri yang kaya. Berbagai hasil alamnya sanggup disulap jadi product yang miliki nilai tinggi tidak benar satunya adalah kulit hewan. Sebagai negara yang subur dan jadi tempat hidup beragam hewan ternak, Indonesia mempunyai sebagian tempat yang kondang membuahkan product kulit.

Beberapa tempat tersebut sekiranya layaknya Garut, Sidoarjo, Yogyakarta, Bandung, Magetan dan bisa saja tetap terdapat sebagian tempat lainnya. Setiap tempat ini termasuk mempunyai ciri khas tersendiri. Artinya, tidak semua tempat membuahkan bahan baku yang sama, meskipun tersedia termasuk yang sama.

Misalnya saja tempat Garut, kondang membuahkan leather dari kulit Domba. Berbeda dengan Garut, Yogyakarta membuahkan leather yang diambil dari kulit Sapi. Keduanya memang sama-sama hewan ternak, tetapi ternyata teknik untuk membuahkan bahan baku leathernya tidak serupa ditinjau dari type kulitnya. Untuk memahami tekniknya, liat Info di bawah ini Premium genuine leather accessories .

Menjadikan kulit bahan baku product leather
Kulit yang baru diambil sehabis sapi atau kambing disembelih dan dagingnya dimasak ternyata tidak sanggup segera dijadikan bahan pembuatan produk-produk kulit. Karena kulit-kulit ini tetap “basah” atau rentan terhadap beragam proses yang berlangsung dilingkungan. Bahasa mudahnya, kulit yang tetap “basah” ini akan rentan rusak dan membusuk sebab tetap merupakan bangkai atau sisa dari hewan.

Agar jadi bahan mentah yang tidak lagi bereaksi secara kimia maupun biologi dengan lingkungan, dan juga kuat, tahan lama dan sanggup diolah jadi beragam produk, maka dibutuhkan proses yang disebut tanning didalam bhs Inggris. Di Indonesia proses tanning ini disebut dengan proses penyamakan.

Jenis kulit leather card holder
Sebelum memahami bagaimana proses penyamakan kulit, wajib diketahui terlebih dahulu bahwa kulit hewan yang sanggup dijadikan bahan baku product leather dibedakan jadi dua. Keduanya mempunyai penanganan yang tidak serupa jikalau idamkan dijadikan bahan baku pembuatan product leather. Keduanya yaitu :

1. Kulit berbulu
Hewan yang kulitnya sanggup dijadikan bahan baku product leather tersedia yang berbulu dan tidak. Contoh yang berbulu sekiranya kambing dan domba. Terhadap hewan berbulu ini, proses penyamakan yang dilakukan dimungkinkan untuk senantiasa menjaga bulu yang menempel padanya supaya jadi feature product kulitnya tersendiri. Yaitu product tas atau hiasan yang berwujud kulit dengan bulunya sekaligus.

2. Kulit tidak berbulu
Kulit hewan yang tidak berbulu dan kerap dijadikan bahan baku pembuatan product leather adalah kulit sapi, kerbau dan lembu. Sebenarnya hewan-hewan ini mempunyai sedikit bulu yang tidak lebat. Sehingga sekiranya akan dijadikan bahan baku, wajib proses yang sanggup menghilangkan bulu-bulu yang tidak tebal ini.

Ilustrasi Finishing Leather, sumber : LeatherWallets.org
Ilustrasi Proses Finishing Leather, sumber : LeatherWallets.org
Proses penyamakan kulit
Penyamakan kulit dilakukan dengan melewati sebagian tahapan. Dimulai dari tahap persiapan, lantas tahap pre-tanning (proses basah, beamhouse), tahap tanning (penyamakan) dan tahap akhir (finishing). Berikut penjelasannya.

1. Tahap persiapan
Pada tahap ini akan dilakukan yang namanya curing. Dalam bhs Indonesia tahapan ini disebut penggaraman. Kulit yang diberi garam akan sanggup bersihkan beragam bakteri yang membawa dampak pembusukan. Sehingga akan lebih awet lewat tahapan selanjutnya.

Proses penggaraman tersedia sebagian jenis. Pada type welt-salting, kulit ditaburi garam dan dipres dengan alat selama 30 hari. Lain halnya dengan brine-curing (larutan air-garam), kulit diaduk didalam kolam air asin selama 16 jam. Proses curing termasuk sanggup dilakukan didalam keadaan suhu amat rendah. Penyamakan kulit dilanjutkan ke tahap beamhouse.

2. Tahan pre-tanning
Setelah penggaraman, kulit lantas direndam, diberi cairan kapur, dibersihkan dari sisa bulu dan rambut dan dilakukan pengasaman. Berbagai proses ini disebut pre-tanning, yaitu buat persiapan kulit supaya layak untuk dilakukan penyamakan (tanning).

3. Tahap tanning
Ada sebagian metode tanning yang biasa digunakan untuk menyamak kulit. Penggolongan ini berdasarkan bahan penyamak yang digunakan. Beberapa type tanning didalam industri kulit penyamakan dengan mineral/logam (Mineral tanning, chrome tanning), penyamakan nabati (Vegetable Tanning), penyamakan sintetis (Synthetic Tanning), penyamakan minyak (Oil Tanning), penyamakan kombinasi (Combination Tanning).

4. Tahap finishing
Proses finishing manfaatkan kombinasi perlakuan pelapisan (coating). Misalnya saja aplikasi teknik padding, spraying, atau roller coating. Beberapa proses mekanik layaknya buffing, staking dan embossing termasuk dilakukan untuk memperoleh kulit dengan spesifikasi tertentu.

Tujuan dari tahap finishing adalah meminimalkan cacat tanpa menghilangkan keindahan asli kulit, membangkitkan efek mengkilap (gloss) terhadap tingkatan tertentu, meyakinkan bahwa kulit lebut, sanggup di mal dan sanggup dilipat, menambahkan pelindung tambahan terhadap permukaan kulit, membawa dampak permukaan kulit enteng dibersihkan dan menambahkan efek tambahan layaknya terlihat antik dan klasik.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *